Tuesday, 20 May 2008

What Process Means?

Pertama, aku ingin mengucap syukur kepada Tuhan yang tidak pernah henti2nya menolong dan memberkati hidupku disini. Akhir2 ini, aku diajari Tuhan satu hal lagi mengenai hidup. Aku mau curhat tentang hidupku yang aku alami selama 24 tahun ini. Aku berasal dari keluarga menengah, tidak pernah hidup berlebihan tapi somehow, Tuhan selalu mencukupkan keluargaku.

Aku bersyukur punya dua orang tua yang hebat, yang setia dalam Tuhan, yang mendidik aku dengan keras dan disiplin, yang mengajari segala sesuatu ada prosesnya, karena tidak ada hal yang didapat secara instan. Mungkin dahulu aku tidak mengerti, aku protes sama kehidupan, kenapa aku harus selalu begini? Kenapa disaat orang lain punya yang aku ingini, aku tidak bisa mendapatkannya? Kenapa aku harus selalu berusaha dari nol, disaat orang lain tanpa berusaha pun sudah punya segalanya. Tapi sekali lagi, aku beruntung Tuhan menaruhku di keluarga aku sekarang. Aku selalu ingat kata2 papaku,

Kalau dia tidak bisa memberi aku ikan, Tetapi dia hanya bisa memberiku alat pancing, Aku sendiri yang harus mancing ikanku. Hidupku ada ditangan aku sendiri, bukan orang lain

Aku selama ini tidak mengerti maksudnya, kenapa disaat orang2 seumuranku begitu ingin mobil, saat umurnya 21 tahun, dia diberi hadiah ulang tahun mobil, begitu married, dia dibiayai untuk pestanya dan juga telah disediakan rumah. Aku selalu bertanya, 'Tuhan, dimana keadilanMu? Apakah seumur hidupku, aku harus selalu memulai dari nol? Kenapa aku harus terlambat start dibanding orang lain? Kenapa disaat orang telah mulai sibuk berkarir, aku masih harus duduk di bangku kuliahan? Apa rencanaMu di hidupku? Aku sangat lelah, Tuhan, mengertikan Engkau?'

Dan Tuhan pun menegurku dengan keras dalam

Roma 9:20

Siapakah engkau, hai manusia, maka engkau membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya, 'Mengapa Engkau membentuk aku demikian?' Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu bejana untuk tujuan yang mulia dan yang lain untuk tujuan yang biasa?

Tuhan punya rencana untuk setiap buatan tanganNya, yang kadang sulit untuk kita mengerti, tapi yakinlah bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.

Aku ingin membagikan sedikit pelajaran yang Tuhan berikan kepadaku belum lama ini

Tuhan mengajariku lewat kehidupanku di Jerman ini. Banyak orang berpikir kalau hidup di luar negeri itu indah, menarik, penuh nuansa, dan tidak semrawut seperti di Indonesia. Untuk beberapa kasus, itu betul, tapi tidak semuanya.

Pernahkah kamu mengalami, teman terbaikmu, orang yang kamu percaya berbalik menikam kamu dari belakang? Pernahkah rekan segrupmu atau kolegamu, bermulut manis didepanmu, tapi dibelakang merusak nama baikmu? Pernahkah kamu membantu orang, tapi orang itu tidak hanya lupa berterimakasih tapi juga berbalik mencelakai kamu? Pernahkah teman yang kamu anggap baik dan dekat, berusaha menarik keuntungan dari kamu? Pernahkah ada orang hanya mau dekat denganmu disaat dia menilai bahwa kamu berguna untuk mereka? Pernahkah orang mengucilkan dirimu karena warna kulit dan bahasamu? Pernahkah orang mengambil kepunyaanmu, meskipun dia tau kalau kamu pun sedang kesusahan?

Di jerman semuanya ada. Manusia adalah serigala bagi sesamanya. Aku bersyukur kepada Tuhan, karena meskipun mungkin aku pernah mengalami hal seperti itu, aku tidak hancur dan mungkin malah tidak menyadari kalau ternyata it has already happened to me as well.

Orang2 hanya mengetahui bahwa lulusan luar yang balik ke indo, tidak akan banyak menemukan kesulitan dalam mencari kerja atau masa depannya bakalan cerah atau jaminan sukses?

Sekarang ijinkan aku untuk bertanya balik kepadamu, apa bedanya aku denganmu? Kamu berkarir, aku kuliah master, kamu berjuang di indo, aku di Jerman, kamu menempuh jalur profesional, aku menempuh jalur akademis.

Bukankah kita sama? Bukankah masing2 kita punya tujuan hidup masing2 dan berusaha mencapainya selama masih diberi nafas kehidupan? Apa bedanya s2 di Jerman dan di Indo? Materinya tidaklah jauh berbeda. Then you said, prestisenya jauh beda? lingkungannya jauh beda? budayanya jauh beda?

You are wrong, it is not the matter of where are you study or live. It depends on you yourself. Never ever think again that study abroad will make you success. Do not give the burden on me. Buang semua espektasi kalian terhadap citra lulusan luar. Kita semua sama, orang yang selalu berhadapan dengan pilihan, dimana kita harus memilih jalan yang terbaik utk kita. Kuliah di luar negeri tidaklah memberikan jaminan apa2 untuk masa depan. Jalan hidup tiap orang tidak bergantung dari dimana dia menuntut ilmu atau bekerja.

Jalan hidup tiap2 orang itu ditentukan dari berapa banyak tahapan proses yang dia lalui, dari berapa banyak cobaan hidup yang dia lewati, dari berapa banyak lembah dan bukit yang dia jalani, dari berapa banyak dia gagal dan berapa banyak dia mencoba bangkit lagi, dari berapa tahan dia ditempa badai kehidupan dan tetap fokus sama tujuannya, tidak belok ke kiri dan kanan.

itulah proses, itulah kunci sukses

Buang semua harapan kalian untuk setiap orang yang ada diluar negeri, karena itu bukanlah jaminan, atau kalian akan kecewa. Berapa banyak orang yang gagal diluar negeri? Berapa banyak orang yang menjadi sampah diluar sana? Dari 10 orang Indonesia datang ke Jerman, hanya 2 yang balik dengan membawa gelar. Sisanya menjadi pekerja gelap atau hancur oleh kehidupan, free sex, drug, drunkeness, partygoer. Kenapa harus membebani mereka dengan harapan2 kalian?

Janganlah melihat hasil akhir, yang mana selalu terlihat indah, bagus, dan memikat. Slogan2 seperi 'Lulusan luar pasti top, mantap, jaminan sukses, masa depan cerah', buanglah itu semua dari pikiranmu.

'Mama. mama, aku mau keluar negeri, untuk mencari masa depanku, tolong cukupi ya, ma biaya2nya', tanya seorang anak dengan polosnya kepada orang tuanya, berharap mereka merestui untuk mengirimnya ke tengah2 hutan seorang diri, ditengah2 kawanan serigala dan macan, beruang dan buaya, cuma untuk membunuh anaknya pelan2. Hanya karena espektasi berlebihan, karena fokusnya cuma pada hasil akhir, bukan pada prosesnya.

Do not be deceived my friends

Janganlah berfokus kepada hasil akhir, fokuslah kepada yang namanya proses. karena kalau kita hanya berfokus pada hasil, kita hanya akan menemukan kekecewaan. Saat ini dunia mengajarkan segala yang instan2, mie instan, kopi instan, idol instan, artis instan, uang kaget, maen judi, saham, dll.

Bagian terpenting dari hidup adalah proses dimana disana kita ditempa. Sama seperti emas, sebelum dia dimurnikan menjadi emas tempaan (hasil), dia dibakar dalam nyala api yang sangat panas, dimana dia mengalami tempaan dan kerasnya keidupan (process). Tidak ada hal yang didapat secara instan kekal hukumnya.

Kehidupan mengajarkan banyak hal, apakah uang panas hasil judi atau lotere bisa engkau tabung? Bisakah uang yang diperoleh dari bisnis kotor memberi makan dan mencukupkan anak2mu dan generasi dibawah2nya?

Atau adakah kupu2 yang begitu indahnya, lahir tanpa proses menjadi ulat dan kepompong? Ulat yg demikian buruknya dan dianggap perusak, dihantam sana sini, coba dihabisi, atau kepompong, ditengah2 ketidakberdayaannya, berusaha sekuat tenaga, agar jangan sampai pertahanan dirinya hancur dan membinasakan larvae didalamnya?

Janganlah hanya melihat kupu2 yang cantik, yang setiap orang mengaguminya, akan tetapi belajarlah kepada ulat dan kepompong, dimana disitu mereka berjuang hidup mati untuk bertahan hidup, mengadu nyawa dengan buasnya lingkungan.

proses....proses....proses....

Kata yang semua orang tahu secara theoritically, tapi dalam prakteknya, mereka sering melupakan kata ini.

  • Proses lah yang membuat orang kuat meskipun ditempa badai besar
  • Proses lah yang membuat orang bangun setelah jatuh
  • Proses lah yang membuat orang tidak menyerah untuk mulai kembali dari awal setelah gagal
  • Proses lah yang membuat orang yang meskipun semua hartanya dirampas bisa bangkit lagi, karena modal yang dia punya bukanlah terletak di materinya tapi di karakternya

kekuatan karakter, kekuatan determinasi, ketekunan, keteguhan, kepercayaan pada kemampuan diri sendiri, itulah kunci sukses

Kunci sukses itu semuanya didapat setelah melalui tempaan dan tahapan proses kehidupan.

  • Aku tidak mau menjadi orang yang hanya melihat hasil akhir, tapi tidak mau diproses
  • Aku tidak mau menjadi orang yang hanya mau enaknya saja, tapi tidak mau mengalami sakit
  • Aku tidak mau menjadi orang yang hanya mau melangkah kalau ada orang yang maju duluan
  • Aku tidak mau menjadi orang yang berenti berusaha hanya karena satu kali kegagalan
  • Aku tidak mau menjadi orang yang menyerah sebelum bertanding
  • Aku tidak mau berkata tidak sebelum mencoba
  • Aku tidak mau menjadi orang yang hanya mengandalkan dan mengharapkan bantuan dari orang lain
  • Aku tidak mau menjadi orang gagal, orang tidak bermasa depan

Masa depan ada di tangan kita, karena Tuhan adalah Allah yang adil. Banyak orang yang tidak mengenalNya pun, asalkan hidupnya setia menjalankan proses, mereka tetaplah sukses, apalagi anak2Nya, biji mataNya, bentukan tanganNya, yang telah dirancang sejak kandungan ibunya, dan diberiNya nama dan dipanggilNya.

Lihatlah pada burung2 di udara, mereka tidak menabur dan menanam juga menuai, tapi Tuhan tetap pelihara. Lihatlah juga bunga2 di padang, bahkan pakaian kebesaran raja pun, tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya.

Apalagi kita manusia, yang diciptakan menurut gambar dan rupaNya, yang diberikannya langsung nafas kehidupan, yang dipercayakannya sebagai anak sulung dari semua ciptaannya, untuk memerintah dan mengelola ciptaan2Nya yang lain.

Jalani proses yang Tuhan berikan kepadaMu, karena pada akhirnya, setiap usaha dan jerih lelahmu akan diuji dengan api dari surga, kalau buah lelahmu tidak terbakar oleh panasnya api, bukankah itu berarti kamu sudah berhasil melewati tahap pemurnian, dan menjadi emas tempaanNya?

God loves you all

No comments: