Monday 12 May 2008

Mercedes 350 ML

Aku mau cerita pengalamanku saat Paskah Maret lalu. Aku berangkat dari Dortmund jam 13.00 dengan mobil ML 350 salah satu jemaat. Cool, right? Yes, mobil itu benar2 mantap, mesin halus, tenaga besar, model elegan, tampilan garang dan gagah, benar2 mantap. Mobil itu benar2 membawa kepuasan dan rasa bangga tersendiri untuk pemiliknya.

Tapi yang aku mau ceritakan disini bukanlah tentang advertisement ML 350, melainkan suatu pikiran yang Tuhan ajarkan saat berada di dalam mobil itu. Kejadian sederhana, tapi saking sederhananya kadang kita melupakannya. Meskipun mobil itu kuat dan gagah, tapi mau seberapa gagah dan kuatnya suatu mobil, dia membutuhkan satu hal yang sangat penting dan mendasar, tahukah kamu apa itu? Think about it....

Yups, mobil itu membutuhkan bensin. Mobil seharga milyaran pun, tetap membutuhkan bensin. Hal sederhana tapi penting, karena dia memang dirancang untuk selalu membutuhkan bensin itu untuk sumber energinya, sama seperti peralatan elektronik dirumahmu yang dirancang untuk selalu membutuhkan listrik. Tanpa bensin, ia hanyalah sebuah barang mewah tapi tidak berguna. Mungkin ia masih dapat bergerak dengan menggunakan solar atau minyak tanah, tapi apakah itu optimal? Akankah kamu rela mengisi mobilmu dengan minyak tanah sebagai pengganti bensin? Tentunya tidak bukan?

Dari peristiwa diatas, Tuhan mengajariku tentang seperti apakah hubungan antara hati manusia dengan Tuhan

Seperti mobil membutuhkan bensin, begitu jugalah hati kita membutuhkan Tuhan. Kita sejak awal dirancangNya untuk mempunyai relasi yang akrab denganNya lewat hati kita. Hati kita dapat terlihat gagah, mantap, keras, tertutup, tidak ada rasa takut akan apapun, tapi tetap...Seperti mobil membutuhkan bensin, hati kita pun membutuhkan Tuhan. Seperti mobil mempunyai tangki penampung kosong yang membutuhkan bensin, hati kita pun mempunyai satu ruang kosong yang baru dapat dipuaskan oleh pengenalan akan Tuhan.

Kamu dapat mengisi tangki bensin kamu dengan solar atau minyak tanah, kamu dapat bergerak pula, tapi itu tidak akan pernah optimal, dan tidak lama setelahnya, mobilmu pun akan rusak. Kamu dapat mengisi kekosongan itu dengan mencarinya ke party, atau minuman keras, atau sex, atau kesibukan2mu. Kamu memilih untuk menggunakan minyak tanah atau solar ketimbang bensin, tapi pada akhirnya kamu hanya akan menemukan kerusakan, kehancuran karena bukan disitulah tempat untuk mengisi kekosongan hatimu.

Kekosongan hatimu hanya dapat diisi oleh Tuhan melalui kasihNya, melalui firmanNya, tidak ada hal lain yang dapat mengisinya

Sama seperti anak kunci dan kunci. Begitu pula hatimu dengan Tuhan. Mereka baru dapat menjadi lengkap dan membuka pintu menuju kehidupan yang jauh lebih indah, jika sang anak kunci menemukan kunci yang cocok. Mobil dapat membawa kita ke tempat2 yang indah jika ia mempunyai bensin dalam tangkinya.

Tuhan adalah sang bensin itu, sang kunci itu, dan hati kamulah mobil, sang anak kunci itu. Tuhan selalu ada untuk dicari, diketemukan, untuk memuaskan keinginan hatimu, untuk menjadikan hidupmu sempurna, yang tidak akan pernah kamu temukan dimanapun selain Tuhan.

Ok, mungkin saat ini kamu masih berpikir, biarlah aku mencari-cari dahulu, aku masih belum mau membuka hati untuk Tuhan. That's fine, itu keputusanmu. Tapi ingatlah satu hal, kekosongan itu hanya dapat diisi oleh Tuhan. Kalau kamu tidak percaya, tanyailah pemabuk di pinggir jalan, atau lihatlah dalam2 ke matanya. Apakah ada kepuasan absolut pada dirinya setelah minum sedemikian banyaknya alkohol? See by yourself and think about it...GBU


No comments: