Thursday 15 May 2008

Steps of Faith

Apakah kamu mengaku dirimu anak2 Tuhan? Ijinkan aku bertanya kepadamu, Jika dalam 5 menit lagi kamu akan mati, dimanakah kamu akan berada? Surgakah? Nerakakah?

Jujurlah pada dirimu sendiri. Tidak ada yang memuji akan jawabanmu. Mungkin pendeta di gerejamu akan marah kalau kamu bilang tidak tahu atau masuk neraka. Mungkin mereka ingin kamu menjawab dengan yakin, Surga!!!! Dan semua orang pun bersorak.

Ini hanya antara kamu dan Tuhan, Kalau Tuhan bilang kepadamu, Hari ini adalah akhir hidupmu di dunia, apakah reaksi kamu?

Pertanyaan sederhana itulah yang membuat hatiku tergetar. Aku tahu jawaban benar versi gereja itu : Aku akan ke surga. Tapi dalam hatiku, aku tidak punya keyakinan akan itu.

Mengapa?

Karena aku tidak pernah mempunyai hubungan yang akrab dengan Tuhan selama ini. Aku tidak mengerti apa yang Tuhan mau lewat hidupku, apa tujuan keberadaanku di dunia ini, bagaimana masa depan yang Tuhan mau? Aku seolah2 seorang diri di dunia ini. Apakah engkau pun merasakan hal yang sama?

Mungkin engkau telah menjadi kristen sejak lahir, kamu telah dibaptis, kamu rajin ke gereja, kamu hafal seluruh ayat2, kamu anggota paduan suara di gereja, majelis di gereja, atau bahkan kamu melayani Tuhan sebagai penginjil. Tapi apakah itu benar2 menjadi jaminan bahwa kamu akan masuk surga? Ok, kamu mungkin bilang, 'Aku percaya Yesus, Dia Tuhanku, Juruselamatku, aku berdoa tiap hari, baca alkitab tiap hari, aku mengikuti semua ketetapan2Nya.

itu bagus

Kehidupan religiusmu bagus, bagaimana perlakuanmu terhadap orang2 disekitarmu? Apakah kamu menyimpan dendam, amarah, dengki, iri hati, negative thinking terhadap sesamamu? 'oooo...Aku tidak begitu!'

Wow, Itu lebih bagus lagi

Sekarang bagaimana perlakuanmu terhadap pembantu dirumahmu? Apakah kamu anggap dia sebagai budak atau sebagai orang? Apakah untuk mengambil air minum yang jaraknya hanya 10 m darimu, kamu main panggil dan perintah?

Atau bagaimana saat ada orang yang datang kepadamu memerlukan pertolongan, dan saat itu kamu sangat mampu untuk membantunya? Apakah kamu akan berpikir, 'Ah, orang ini mah tidak tahu berterimakasih, jika sekarang dibantu, besok2 dia pasti melunjak, atau mungkin besok2 malah balik menggigit aku balik. Lebih baik aku biarkan saja.'

Aku tahu, ini hal yang sulit untuk dilakukan, tapi Tuhan mau kamu berhikmat. Tuhan bilang kalau musuhmu memerlukan minum, beri dia minum, atau kalau dia butuh pakaian, beri dia pakaian, biar seolah2 kamu menaruh bara di kepalanya.

Apa artinya imanmu terhadap Tuhan, apa artinya kehidupan religiusmu tanpa kamu mengasihi sesamamu? Apa artinya firman yang kamu punya, yang kamu dengar tiap minggu kalau kamu tidak melakukannya? Bukankah itu sama halnya seperti orang2 Farisi pada jamannya Yesus? Mereka yang kerjaan sehari2nya merenungkan isi kitab Taurat, melakukan kegiatan agamanya, mereka orang2 baik secara religius, tapi buah perbuatannya tidak tampak.

Janganlah menjadi hipokrit, yang hanya tahu seharusnya bertingkah seperti apa, namun tidak tampak lewat perbuatanmu!!

Aku tahu, sekarang aku pun menaruh posisiku di tempat yang sulit, karena dengan aku berkata begitu kepadamu, aku pun berkewajiban untuk mau diajar Tuhan dan mendengar tanggapan orang2 disekitarku. Aku harus selalu berkaca pada diri sendiri dan firman Tuhan, karena sekali aku melenceng, aku pun akan menjadi hipokrit, seperti orang2 farisi. Marilah kita semua, saudara2 seimanku. Mari kita melakukan dan menabur kasihnya. Jangan hanya lewat kegiatan keagamaan kita, tetapi juga lewat kasih kepada sesama.

Iman tanpa Perbuatan adalah Mati (Yakobus 2:14-26)

Apa gunanya, saudara2ku jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata, 'Selamat jalan, kenakanlah pakaian hangat dan makanlah sampai kenyang!', tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan. Aku akan menjawab dia, 'Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan2ku.

Engkau percaya bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan2 pun percaya akan hal itu dan gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham bapa kita, dibenarkan berdasarkan perbuatan2nya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan2nya dan oleh perbuatan2 itu iman menjadi sempurna. Dengan demikian, genaplah nas yang mengatakan, 'Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Karena itu Abraham disebut 'Sahabat Allah'.

Jadi kamu lihat bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan2nya dan bukan hanya karena iman. Bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan berdasarkan perbuatan2nya, ketika ia menyembunyikan orang2 suruhan itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan2 adalah mati

No comments: