Sunday 11 May 2008

Pelajaran dari Petrus

Matthew 14:28-31
Lalu Petrus berkata kepadaNya, 'Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air.' Kata Yesus, 'Datanglah!' Lalu Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin, tekutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak, 'Tuhan, tolonglah aku!' Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dan berkata, 'Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang?'

Banyak dari antara kita yang mempunyai sifat seperti Petrus, bersemangat, menggebu2, tidak berpikir panjang, spontan dalam melayani Tuhan dan dalam menjawab panggilanNya. Tapi banyak diantara kita juga yang akhirnya kehilangan cinta kita yang mula2 pada Tuhan, yang pertama kali membuat kita berkata ke Tuhan, 'Tuhan, ini aku, pakailah aku, aku berikan semuanya kepadaMu.'

My friends, Petrus secara spontan begitu Dia mendengar Yesus berkata, 'Datanglah', dia langsung turun dari perahunya dan menghampiri Yesus di tengah laut. Dia tidak menyadari kalau dirinya sedang berjalan di atas air, dia hanya berfokus ke arah Yesus, dia hanya ingin untuk menghampiri Tuhannya. Dan, ia benar2 mampu berjalan di atas air, karena tidak ada yang mustahil bagi mereka yang menaruh percaya kepadaNya.

Mark 9:23
Jika kamu dapat percaya, segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya!

Akan tetapi begitu dia kehilangan visi yang ada di depannya, ketika Yesus yang berdiri didepannya dirasakannya sebagai sebuah kemustahilan, ketika angin laut mulai bertiup kencang, ketika tantangan dunia mulai menerpanya, gelombang kehidupan mulai mengancamnya. Dia menjadi takut dan gemetar, dan dia akhirnya kehilangan imannya akan Tuhan, dan mulai tenggelam ditengah badai kehidupan. Mungkin kita yang membaca peristiwa ini mencela Petrus, 'Sudah tahu Tuhan ada disana, masih aja dia ragu.' Tapi ketahuilah, kitapun sering menjadi seperti Petrus, tindakan yang Petrus lakukan adalah sangat wajar secara manusia.

Banyak dari antara kita juga yang begitu, begitu kita mendengar Firman Tuhan yang mengena ke hati, kita langsung menggebu2, kita langsung merasa bahwa kita ini baru saja mendapat panggilan Tuhan. Lalu kamu kemudian berpikir lebih baik menjadi pelayan Tuhan, daripada susah2 meneruskan kuliah, daripada susah2 kerja, dsb. Tapi dengan berjalannya waktu, setelah cukup lama mengikut Tuhan, setelah meninggalkan semua kegiatan2 kuliah dan kerjaanmu, Kamu melihat bahwa ini bukanlah hidup yang kamu pikirkan di awal2, bukan hidup yang kamu inginkan, dan kamu pun ingin kembali lagi ke kehidupanmu yang lama.

Kamu bilang ke Tuhan, 'Tuhan aku berhenti dulu ya melayani Engkau, aku mau fokus dahulu dengan kerjaanku, aku mau mengejar karirku terlebih dahulu, aku mau berbisnis ini itu dulu, ntar ya Tuhan, kalau aku telah kaya, kalau seluruh kebutuhan hidupku telah terpenuhi, aku akan mulai melayani Engkau lagi. Tapi please ya Tuhan, sekarang ini, biarkan aku membenahi hidupku dahulu.'

I resign!!

Kamu mulai kehilangan visimu, cinta mula2mu kepada Tuhan, dan mulai timbul rasa penyesalan di dalam dirimu, seandainya dulu aku tidak berenti kuliah, atau aku tidak meninggalkan kerjaanku, mungkin aku sekarang telah sukses. Dan kamupun mulai menyalahkan Tuhan.

My friends, tidak ada yang salah dengan melayani Tuhan, tidak ada yang salah dengan semangatmu, tidak ada yang salah dengan keputusanmu itu. Yang salah itu, kamu kehilangan visi dan determinasi mula2mu, kamu kehilangan tujuanmu. Perhatianmu tidak lagi 100% untuk Tuhan dan akhirnya kamu mulai melupakan Tuhan, dan berpikir mengenai dirimu sendiri.

Kamu ingin karir, kamu ingin sukses, kamu ingin menikmati hidupmu terlebih dahulu, dsb. Tidak ada yang salah dengan itu, Paulus pun dalam pelayanannya, dia selalu menyokong kebutuhannya sendiri, dia membantu menjual tenda, dsb. Melayani Tuhan tidaklah harus secara fulltime, tidak harus menjadi pendeta di gereja saja, banyak pula yang menjadi kaum profesional dan aktif dalam pelayanan. Dia malah menjadi saluran berkat untuk jemaat2 disana. Yang salah itu, kalau kamu mulai kehilangan cinta mula2mu kepada Tuhan. Kamu kehilangan fokusmu, dan akhirnya kamu tenggelam seperti Petrus oleh gelombang dunia.

Berfokus pada Tuhan tidaklah harus menjadi pekerja full timer, tapi kerinduan whole life time.

Hati2lah my friend, jangan mengulangi kasusnya Petrus. Kamu harus dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Yang salah itu adalah ketika kamu merasa telah salah memilih dan mengalami kekecewaan akan Tuhanmu. Tuhan aku telah melayani Engkau, tapi koq, hidup aku seperti ini, tidak sesuai dengan janji2 yang aku dengar.

Sama seperti Petrus tenggelam dan meminta tolong ke Tuhan karena imannya lemah begitu dirasakannya angin dunia, begitu dia tidak lagi punya dasar yg kokoh. Tapi Tuhan segera bergegas menolongnya, dan berkata 'Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang?'

Apa jawabanmu kalau saat ini Tuhan menanyakan kembali imanmu, cinta mula2mu padaNya?

Akankah kamu menjawab, 'Tuhan aku menyerah ikut Engkau, aku mau terus berada di kehidupanku yang sekarang ini' atau 'Tuhan aku mengucap syukur atas teguran2mu, aku ingin kembali lagi kepada cinta mula2ku kepadaMu, aku butuh kekuatan dariMu lagi.'

Jawaban dari hatimu, hanya Tuhan dan engkau yang tahu

No comments: