Belum lama ini aku sempat terpikir ttg berbagai bencana alam yang terjadi di dunia ini. Gempa bumi, tanah longsor, banjir, hujan es, badai salju, kebakaran hutan, dan yang paling parah adalah tsunami di aceh lalu. Aku bertanya pada Tuhan. Tuhan, kenapa hampir sebagian besar Aceh hancur? Atau tragedi 9/11, Tuhan kenapa mereka harus mati mengenaskan? Apakah mereka harus membayar dosa2nya, apa Engkau marah kepada mereka lebih daripada Engkau marah kepada penduduk daerah2 lainnya?
Kita mungkin kadang tidak mengerti jalan pikiranNya Tuhan, karena memang bukan kapasitas kita untuk mengerti Dia. Tuhan mengijinkan bencana besar datang dan menimpa suatu daerah tertentu. Seperti Sodom dan Gomorrah atau banjir besar saat jaman Nuh, Dia lakukan itu bukan karena Ia tidak mengasihi orang2 pada saat itu, tapi karena mereka keras hati, mereka bebal, mereka tidak mau berbalik dari jalannya, dan Tuhan telah memperingati mereka melalui Lot, melalui Nuh, tapi mereka malah mengolok2 mereka. Mereka percaya pada dongeng. Mereka malas untuk menyelidiki apakah kebenaran yang mereka pegang itu benar2 atau hanyalah dongeng ciptaan manusia. Mereka bebal, mereka sesat, mereka jahat di hadapan Allah.
Untung aku bukan Tuhan, kalau tidak, sejak awal mereka begitu, aku sudah tidak akan pedulikan mereka. Tapi Tuhan masih sabar, Dia masih selalu menunggu dan mengirim anak2Nya untuk menegur, untuk memanggil, untuk memenangkan jiwa orang tersebut balik kepadaNya, hingga sampai satu titik tertentu, dimana mereka benar2 menolak kebenaran. Itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya kepada dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya kepada kebenaran dan suka kejahatan. Tuhan menjadikan ini sebagai adalah tanda peringatan untuk orang2 disekitarnya dan generasi selanjutnya.
2 Thessalonians 2:11
Mengapa Allah mendatangkan kesesatan atas mereka dan menyebabkan mereka percaya dusta? Apakah yang menjadi penyebab Allah sampai berbuat demikian? Penyebabnya pastilah bukanlah hal yang sederhana, simple, tapi hal yang sangat gawat, sangat serius, tidak bisa ditolerir, sehingga Allah memutuskan untuk mengeluarkan keputusan seekstrim itu.
Dari ayat sebelumnya dituliskan bahwa mereka tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka, karena mereka menentang kebenaran, dan mempercayai kebohongan.
Mereka memilih untuk menjadi hamba dosa, pengikut iblis. Mereka sendirilah yang telah memilih jalan yang jauh dari Tuhan. Mereka akan sangat marah jika kita mencoba memasukkan Injil kepada mereka, bahkan mereka akan balik mengancam kita atau mereka yang telah menyiapkan segudang amunisi peluru untuk ditembakkan menjatuhkan setiap orang yang tidak sepaham dengannya. Tujuannya bukanlah membangun iman, melainkan menjauhkan orang2 dari Tuhan, dan in the end, Tuhan benar2 mengeraskan hatinya.
Dari sini dapat dilihat bahwa sikap Allah terhadap manusia itu ditentukan oleh kecintaan orang2 tersebut akan kebenaran, bukan berdasarkan pengetahuan mereka akan kebenaran. Banyak orang tahu yang benar dan salah, tapi mereka tidak melakukan yang benar dan memilih untuk berkutat di kubangan dosa2nya, layakkah jika Allah memutuskan untuk menghukum mereka?
Ketika orang2 mencintai kebenaran2 Allah, kasih dan berkat Allah turun dengan tidak terbatas. Tapi begitu mereka mulai memperlihatkan penyangkalan akan kebenaran Tuhan, akan tiba waktunya bagi mereka dimana dalam hidupnya, mereka akan menemukan bahwa semua perkataan mengenai Injil Kerajaan Allah (penciptaan, keselamatan, didamaikan dengan Allah melalui Yesus) adalah omong kosong. Mereka tidak akan mungkin lagi mau menerima Injil. Hati mereka telah mengeras dan Tuhan semakin mengeraskan hatinya. Sehingga satu2nya pilihan untuk mereka adalah penghukuman dan murka Tuhan.
Romans 9:18
Siapakah kita manusia, hendak melawan Tuhannya? Siapakah engkau, hai manusia, maka engkau membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya, Mengapa engkau membentuk aku demikian? Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu bejana untuk tujuan yang mulia dan yang lain untuk tujuan yang biasa?
Karena mereka menolak cinta Tuhan, kebenaran Tuhan, ketika seharusnya adalah mudah untuk mempercayai semuanya itu, yang bahkan anak kecilpun punya, maka kebutaan rohani mulai melingkupi matanya dan mereka tersesat oleh ajaran2 filosofi dunia, ajaran2 hikmah manusia, dan mereka akan kesulitan untuk lepas dari kesesatan mereka, yang mana Tuhan ijinkan itu untuk membutakan mereka. Oleh karena itu, meskipun mereka selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. (2 Tim 3:7)
Jangan bilang saat tua nanti kamu baru mau bertobat, ketahuilah semakin kamu tua, semakin kamu dibutakan oleh penyesat2 di dunia ini, dan kamu semakin mustahil untuk mendengar suara Tuhan, mendapatkan kebenaran. Adalah penting untuk sejak awal, sejak kita masih muda, sejak kamu mendengarkan injil, sejak sekarang, setelah kamu membaca tulisanku ini, untuk menerima kebaikan Tuhan, kemurahan Tuhan, kebenaran Tuhan.
Tuhan kemudian mengajarkanku lebih lanjut dari perkataan Yesus sendiri mengenai bencana2 atau kecelakaan2 tersebut dalam
Luke 13: 1-5
Tuhan menjelaskan bahwa semua bencana alam, atau kecelakaan, dsb yg menimpa terhadap daerah tertentu atau golongan tertentu, itu bukan karena mereka lebih jahat dibanding orang2 dari daerah lain, tapi karena mereka dijadikan tanda peringatan untuk orang2 yg menyaksikan hal tersebut agar bertobat atau mereka pun akan mati. Bertobatlah, undang Tuhan masuk, atau kamu akan mengalami kematian kekal di neraka sana.
Luke 13: 6-9
Then Jesus told them this parable: “A man had a fig tree that had been planted in his vineyard. He went to look for fruit on it but didn't find any. So he said to the gardener, ‘Look here! For three years I have been coming to look for fruit on this tree but haven't found any. Cut it down! Why should it waste the soil?’ But the gardener replied, ‘Sir, leave it alone for one more year, until I dig around it and fertilize it. Maybe next year it'll bear fruit. If not, then cut it down.’”
Sekarang, kita2 yang masih hidup, kita2 yang masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bernafas, itu bukan karena kita lebih suci dari mereka, bukan karena kuat dan gagahnya kita. Tapi seperti tukang kebun memohon kepada tuannya untuk memberi kesempatan kepada pohon beberapa saat lagi, setelah sekian lama tidak berbuah. Begitu jugalah Tuhan masih memperpanjang nyawamu dengan harapan dalam sisa waktu kemurahanNya, akhirnya kamu mau sadar dan berbalik kepadaNya, menghasilkan buah2 yang menyenangkan hatiNya. Tapi jika perpanjangan waktu yang diberikannya tidak kamu manfaatkan dengan baik, kamu akan dipotongNya dan dilemparkanNya ke dalam bara api.
Bertobatlah dan berbaliklah kepadaNya, jangan berpikir bahwa umur panjangmu itu karena kamu melakukan pola hidup sehat, dsb, tapi karena Tuhan masih membiarkanmu, memberimu waktu untuk bertobat dan berbalik dari jalan kematianmu. Gunakanlah kesempatan ini secara bijak. Tuhan memberkati
No comments:
Post a Comment