Friday, 9 May 2008

Fanatic

Tiap orang mengatakan bahwa jadi orang harus bisa bersikap netral, tidak boleh terlalu ekstrem, tidak boleh terlalu menonjolkan satu sisi secara berlebihan. Atau kamu bakalan dicap fanatik.

Tapi aku ingin sama2 mengajakmu berpikir, apa itu fanatik? Fanatik adalah kecintaan berlebihan akan sesuatu, tanpa itu hidupmu berasa ada yang kurang. Lihatlah football fans, begitu timnya kalah, mereka akan murung seharian, bahkan anak istrinya pun tidak disapa. Mereka begitu terpengaruh oleh sesuatu it.

Tapi apakah ada batas yang jelas untuk definisi fanatik? Bukankah sebenarnya merokok, ngedrug, ngesex itu pun fanatik? Mengapa kamu bilang orang yang menyembah Tuhan yang benar itu fanatik, namun orang yang merokok itu wajar? Manakah yang lebih berbahaya, sembah Tuhan yang benar atau merokok?

  • Bagaimana dengan football fans club: MU, Chelsea, Inter, Juve, Milan, dsb?
  • Bagaimana dengan Starbucks, Burger King, McDonald, KFC, Pizza Hut, dsb?
  • Bagaimana dengan Pooh, Mickey Mouse, Gundam, Saint Seiya, dsb?
  • Bagaimana dengan Internet, Chatting, Komputer, Game Console, dsb?
  • Bagaimana dengan Islam, Katolik, Budha, Kristen, Hindu, dsb?

Tiap orang itu fanatik, mereka punya kecintaannya sendiri2. Bagaimana kamu dapat mengatakan orang fanatik permen karet, kalau kamu sendiri, misalnya fanatik sama rokok. Atau mengatakan orang fanatik Kristen kalau kamu sendiri fanatik Katolik?

My point is...everybody is fanatic. Tidak ada yang namanya win-win solution disini. Kamu harus memilih yang mana yang mau kamu ikuti. Gelap atau terang, benar atau salah, panas atau dingin, hitam atau putih. Siapakah yang menciptakan batas abu2? Itu adalah dirimu sendiri, dan disitulah kefanatikanmu berada. Kamu fanatik sama posisi yang ditengah2, yang sebenarnya berarti kamu tidak punya keberanian untuk ambil posisi sama sekali.

Soal gelap dan terang, kamu ambil posisi remang2 saja, soal panas dan dingin kamu ambil posisi suam2 kuku saja, soal hitam dan putih kamu ambil posisi abu2 saja, soal Katolik dan Kristen, kamu ambil posisi buat agama baru, ambil sebagian dari Katolik, sebagian dari Kristen. Apakah seharusnya begitu?

Matius 6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan Mamon.

Wahyu 3:16
Jadi karena engkau suam2 kuku, dan tidak dingin ataupun panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulutKu.

Yang seharusnya adalah, si terang dan si gelap datang diskusi, terus coba buat kedua2nya berada di posisi yang sama, terang semua atau gelap semua, atau kalau tidak berhasil yah balik lagi seperti semula, gelap dan terang, bukan melebur menjadi remang2. Case closed.

2 Korintus 6:14-16
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang2 yang tidak percaya. Sebab persamaan apa yang terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimana terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apa bagian bersama2 orang percaya dan orang2 tak percaya? Apa hubungan antara bait Allah dengan berhala?

Adalah hal yang sangat baik yang kupelajari dari kultur jerman, mereka open minded. Mereka orangnya mau diajak berdiskusi, bukan sebelum apa2 sudah antipati, sudah mencap buruk, sudah menghindari masalah. Mereka mau diajak berpikir dan mengevaluasi. Sangat bertolak belakang dari orang2 Indo, yang cenderung memilih menutup diri, menghindari masalah, dan tidak berani ambil posisi.

Lihatlah betapa negara kita sangat memalukan di mata dunia, saat Resolusi PBB divoting untuk menjatuhkan sanksi atas Iran atas proyek nuklirnya. Seluruh anggota PBB memiliki keputusan, setuju atau tidak setuju. Hanya Indonesia-lah yang ambil posisi abstain. Dari 193 negara yg tercatat resmi dalam PBB, hanya kita satu2nya yang ekstrim. Kita bangga tampil beda sendiri, tapi benarkah itu hal yang membanggakan? Menurutku itu dikarenakan kita ada kepentingan dengan Iran, juga kita ada kepentingan dengan EU dan US, dan kita tidak mengambil sikap, mencari zona aman kita, mau mencari win-win solution. Alhasil, apa artinya negara kita bagi mereka? Tidak berarti sama sekali. Seperti kita tidak mendukung siapa2, siapa2pun tidak mendukung kita.

Atau saat dahulu ada Blok Barat (Liberal) dan Blok Timur (Komunis), Indonesia dengan bangganya mengambil posisi Non Blok. Bayangkan kalau kita dulu ikut Liberal (kita mungkin sudah seperti Singapore) atau ikut Komunis (kita mungkin sudah seperti Cina), tapi dengan Non Blok, apa hasilnya? Kita yang dulu disebut Macan Asia, sekarang di ASEAN saja, kita sudah tersalip jauh oleh singapore (liberal) dan bahkan vietnam (komunis). Kita berharap dengan posisi Non Blok, kita dapat bekerja sama dengan kedua2nya, Liberal dan Komunis. Pikiran yang sangat serakah, akhirnya, negara kita yang ada hanyalah bergantung sama dua2nya dan semakin menderita, ditekan sana sini tapi tidak mendapat dukungan dari siapapun.

Istilah win-win solution itu tidak pernah ada, yang ada adalah sama2 berkorban hingga dimana pengorbanan kedua pihak dianggap sama. Tapi apakah itu cara yang benar? Pertandingan tinju, sepakbola, atau apapun, harus ada yang menang dan ada yang kalah untuk menentukan juara.

Apa yang mau aku katakan? Jadi orang itu harus bisa mengambil posisi, jangan hanya mengkritik orang lain, 'kamu fanatik, jangan lakukan kefanatikanmu itu'. Bukankah kamu sendiri juga secara tidak sadar punya kefanatikanmu? Kamu fanatik sama sifat bunglonmu, kamu fanatik sama sifat tidak bisa memilihmu, kamu tidak dingin tidak panas.

Dan aku akui bahwa aku emang fanatik dengan iman kekristenanku. I love Jesus more than anything. Aku percaya bahwa Yesus satu2nya jalan, kebenaran, dan hidup, tidak ada seorangpun dapat mengenal Bapa jika tidak melalui Dia. Itu sebabnya aku mencoba membuka matamu dengan mengajakmu berpikir, berdiskusi, maukah kamu membuka pikiranmu, atau kamu mau terus berpikiran sempit?


No comments: