Thursday 22 May 2008

Dealing with Question: Testing (Part IV)

Seperti telah dibahas di Part I, tiap2 orang itu berbeda2 pertanyaannya. Ada yang benar2 rindu untuk mendapatkan jawaban, ada yang ingin mendapat tanda, ada yang skeptis dan bilang fanatik, ada yang tujuannya hanya untuk mengetes dan mencari2 kesalahan, dan ada juga yang mempunyai itching ears. Mari kita membahas mereka2 yang mempunyai niat tidak baik melalui pertanyaan2nya, mereka2 yang hanya mencari2 kesalahan dan ingin menembak kita jatuh, mereka yang mempunyai itching ear. Mereka2 yang memiliki banyak argument dan pertanyaan, seolah2 mereka mempunyai buku petunjuk questions and answers.

Pertanyaan keempat: Menurutmu manakah yang seharusnya dicari setiap murid Yesus, righteousness atau fairness? Contoh gampangnya adalah CD bajakan, seperti kita ketahui bahwa menggunakan CD bajakan itu tidak benar secara hukum dan apabila kita melanggarnya itu adalah dosa (unrighteous), tapi kalau kita melihat dari segi lainnya, perusahaan2 besar seperti Microsoft itu telah begitu keterlaluan, menjual dengan harga2 yang sangat mahal untuk sekeping CD dan tanpa uang kita pun mereka telah menjadi kaya raya, mereka telah bertindak tidak adil (unfair). Sebagai orang percaya, dimanakah posisimu?

Atau soal sogok menyogok membuat SIM, kalau kamu lewat jalur resmi, kamu merasa dipersulit oleh kepolisiannya sendiri, kalau kamu menyogok semuanya serba mudah? Atau bagaimana dengan pungutan liar, jika kamu memberi uang kepada mereka, artinya kamu menyiram minyak kedalam api, kamu malah melestarikan mereka, tapi jika kamu tidak melakukannya, kendaraanmu atau rumahmu akan menjadi sangat tidak aman. Bagaimanakah seharusnya orang percaya mengambil posisi disini? Sulit bukan?

Bagaimanakah jawabanmu? Ketahuilah, jika kamu berhadapan dengan orang2 seperti ini, mereka telah mempersiapkan segudang argument dan mereka benar2 terlatih melakukannya. Jika kamu menjawab A, mereka akan balik bertanya C, atau jika jawabanmu B, dia akan kembali bertanya D, semata2 hanya untuk menjustify theirselves. Bahwa mereka benar dan kamu salah.

Jika kamu bilang kamu setuju dengan yang namanya righteousness, mereka akan mengambil kasus komputer gereja, bahwa 90% komputer di Indonesia menggunakan software bajakan, termasuk gereja. Mereka akan bilang bahwa gereja salah. Dan jika kamu memilih fairness, mereka akan menuduhmu bahwa kamu telah mencuri hak cipta orang lain, kamu orang berdosa, kamu bukan orang yang righteous.

Sebenarnya pertanyaan2 itu berada di batas yang abu2, tidak ada jawaban yang benar maupun salah secara akal pikiran kita. Jika kita tidak menggunakan wisdom of God. Pembicaraan ini hanya akan semakin membuatnya merasa dirinya semakin benar dan kamu merasa tidak layak untuk mengajar. Lagi, mari kita belajar kepada Master kita, Tuhan Yesus.

Ketahuilah, Yesus tidak pernah sembarangan menjawab pertanyaan seseorang. Tapi Ia langsung melihat ke hati penanyaNya. Apakah mereka benar2 tulus ingin tahu jawabanNya atau mereka hanya ingin mengetesNya. Apakah pernah kamu melihat Yesus berdebat? Tidak bukan, karena Dia selalu melihat tepat ke dalam hati mereka dan menjawab sesuai hati mereka masing2.

Ketahuilah bahwa antara Question and Answer itu ada distance. Ada jarak. Dan jarak inilah yang menyebabkan jawaban masing2 orang bisa berbeda2. Yang harus kamu cari tahu dari lawan bicaramu adalah jarak tersebut, maksud pertanyaannya, niat hatinya. Dan dalam jarak yang sama pulalah, kamu harus berpikir, gunakan hikmatmu untuk menjawab sesuai maksud pertanyaannya. Janganlah kamu yang dikendalikan olehnya, tapi sebaliknya. Use your wisdom from God, my friends.

Sedini mungkin cari tahulah maksud hati penanyamu, apakah dia hanya ingin mengetes atau ia benar2 membutuhkan jawaban. Berdoalah sebelum kamu menjawab segala sesuatu. Dan jika kamu merasa bahwa mereka benar2 ingin beroleh jawaban, minta mereka lembutkan hati dan pikirannya terlebih dahulu, jangan potong pembicaraanmu, ask them to hold their peace until you finish talking, atau percuma kamu jawab semua pertanyaannya, karena yang ada dia menolak setiap perkataanmu, balik mengajukan argument. Dan jika niat dia hanya purely untuk mengetesmu. Mari kita belajar kepada Yesus.

Matthew 21:23-27

Then Jesus went into the temple. While he was teaching, the high priests and the elders of the people came to him and asked, “By what authority are you doing these things, and who gave you this authority?” Jesus answered them, “I, too, will ask you one question. If you answer it for me, I will also tell you by what authority I am doing these things. Where did John's authority to baptize come from? From heaven or from humans?”They began discussing this among themselves, saying, “If we say, ‘From heaven,’ he will say to us, ‘Then why didn't you believe him?’ But if we say, ‘From humans,’ we are afraid of the crowd, for all regard John as a prophet.” So they said to Jesus, “We don't know.”He in turn told them, “Then I won't tell you by what authority I am doing these things.”

Yesus mengetahui maksud hati orang2 tersebut, dan Ia menjawab seperlunya, Dia balas pertanyaan dengan pertanyaan. Jika mereka beri pertanyaan sulit, baliklah beri mereka pertanyaaan yang sama2 sulit. Apa itu? Mintalah hikmat dari Tuhan, Ia akan memberikan kepadamu pada waktunya. Mengapa Yesus tidak simply mengatakan bahwa Dia mendapat authority dari Bapa di surga? Karena Yesus tahu niat penanyaNya, jika penanyaNya adalah murid2Nya, aku yakin bahwa Yesus akan menjawab dan memberitahu semuanya, karena Dia melihat jauh kedalam hati.

Bayangkan jika Yesus menjawab kepada orang2 Farisi tersebut bahwa Dia mendapat authority dari Bapa di surga. Aku juga yakin bahwa orang2 Farisi itu akan langsung menuduhNya dan berkata 'Blasphemy!!! He is telling blasphemy!!!' Namun jika Yesus tidak menjawab dari Bapa di surga, orang2 Farisi itu akan dengan bangganya berkata bahwa Yesus, melalui mulutNya sendiri berkata bahwa Ia adalah seorang self-righteous, mengaku2 mempunyai hubungan dengan Tuhan. Namun sebenarnya tidak.

Jadilah bijak seperti Master kita, my friends. Cari tahu niat sebenarnya lawan bicara kita. Jangan sembarangan memberikan jawaban. Jangan memberikan mutiara kepada babi.

Matthew 7:6



Never give what is holy to dogs or throw your pearls before pigs. Otherwise, they will trample them with their feet and then turn around and attack you.

Atau kita bisa belajar kepada Paulus saat diperhadapan dalam Mahkamah Agama, dia melihat ada orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati, dan juga ada orang Farisi yang mempercayai itu. Ketika ditanya mengapa dia berbuat demikian (memberitakan injil). Dijawabnya, karena dia percaya akan kebangkitan orang mati, karena Yesus bangkit, makanya dia bersaksi. Apa yang terjadi kemudian? Di antara Mahkamah Agamanya sendiri akhirnya muncul perselisihan antara orang2 Saduki dengan orang2 Farisi, mereka mengabaikan Paulus dan bertengkar di antara mereka. Paulus akhirnya terbebas dari sidang itu.

Apa yang mau aku coba bagi? Aku ingin mengajarkanmu untuk selalu berhikmat dan meminta hikmat dari Tuhan, untuk memampukanmu melihat maksud hati penanyamu dan menjawab sesuai kebutuhannya. Paulus benar2 melakukan apa yang Yesus sendiri ajarkan untuk tidak kuatir bagaimana dia harus menjawab, karena Tuhanlah yang akan menjawabnya, bukan hikmat manusia Paulus.

Matthew 10:19-20



When they hand you over, don't worry about how you are to speak or what you are to say, for in that hour what you are to say will be given to you. For it won't be you speaking, but the Spirit of your Father speaking through you

Janganlah terpancing oleh pertanyaan abu2 ini, balik lontarkan pertanyaan scriptural dan lihatlah reaksinya. Ini mengenai pertanyaan mengetes, bagaimana dengan pertanyaan yang sengaja dibuat2 untuk menembak jatuh kita?

Pertanyaan kelima: Jika kamu mengandung dan mempunyai anak, namun anakmu dipastikan lahir cacat, apakah yang akan kamu lakukan? Aborsi atau terus pertahankan anakmu?

Atau pertanyaan lain, jika suatu waktu ada pencuri datang ke rumahmu dan mencoba merampok, dia berhasil menyandera ibumu, mengancam akan membunuhnya. Ditanganmu ada pistol, sedangkan pencuri itu hanya punya pisau yang ditaruhnya di leher ibumu. Kamu hanya punya pilihan menembaknya mati atau kehilangan ibumu. Apa yang akan kamu lakukan? Belajarlah lagi kepada Master kita, Tuhan Yesus

Matthew 22:23-33
That same day some Sadducees, who claim there is no resurrection, came to Jesus and asked him, “Teacher, Moses said, ‘If a man dies having no children, his brother must marry the widow and have children for his brother.’ Now there were seven brothers among us. The first one married and died, and since he had no children, he left his widow to his brother. The same thing happened with the second brother, and then the third, and finally with the rest of the brothers. Finally, the woman died, too. Now in the resurrection, whose wife of the seven will she be, since all of them had married her?”

Jesus answered them, “You are mistaken because you don't know the Scriptures or God's power. For in the resurrection, people neither marry nor are given in marriage but are like the angels in heaven. As for the resurrection from the dead, haven't you read what was spoken to you by God when he said, ‘I am the God of Abraham, the God of Isaac, and the God of Jacob’? He is not the God of the dead, but of the living. When the crowds heard this, they were amazed at his teaching

Bagaimana mungkin orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan menanyakan kepada Yesus soal pernikahan di surga kelak? Mereka tidak percaya kebangkitan, tentunya mereka tidak percaya akan surga dan neraka. Tapi mereka masih menanyakan hal ini kepada Yesus? Tujuannya untuk mengetes Yesus. Mereka mengarang2 cerita yang sebenarnya sangat tidak mungkin. Bayangkan istri kakak pertama digilir 7 kali karena satu persatu adik2nya mati tanpa anak. Hingga akhirnya dia pun mati. Di surga nanti, istri siapakah wanita ini?

Apakah pertanyaan seperti itu berbeda dengan misalnya pencuri datang dan pilihannya hanya membunuh atau dibunuh, dsb? Sama bukan. Mereka adalah orang2 yang pintar mengarang, mereka-reka cerita yang sangat jarang kejadian. Hanya untuk mensupport justifikasi mereka. Ada banyak orang2 seperti ini, my friends. Pikiran mereka telah dibutakan, mereka telah mengalami delution. Lihatlah orang2 Saduki diatas, mereka bahkan berhadapan langsung dengan Yesus dan melihat segala mujizatNya, namun mereka tetap memilih menjadi Saduki. Herankah kamu? Janganlah heran, saat ini pun banyak orang seperti itu, atau mungkin itu adalah dirimu sendiri.

Untuk menghadapi orang2 seperti ini, gunakanlah firman Tuhan, sekuat apapun mereka coba mengarahkanmu. Keep your faith, defend your belief. Gunakan Firman untuk menjawab mereka, atau jika mereka memberikan pertanyaan abu2, simply answer questions with questions. Jika menurutmu hal itu tidak ada gunanya diteruskan. Berhentilah. Janganlah akhirnya malah timbul perdebatan, kamu yang seharusnya menjadi saluran berkat bagi sesamamu malah balik menjadi stumbling block. I learned a lot from this. Kadang secara tidak sadar, aku telah menjadi batu sandungan bagi orang percaya lainnya karena debat kusir antara diriku dengan orang yang jelas2 menolak. We are different in opinion, so?

2 Timothy 2:14-19

Remind others about these things, and warn them in the sight of God not to argue over words. Arguing does not do any good but only destroys those who are listening. Do your best to present yourself to God as an approved worker who has nothing to be ashamed of, handling the word of truth with precision. However, avoid pointless discussions. For people will become more and more ungodly, and what they say will spread everywhere like gangrene. Hymenaeus and Philetus are like that.
They have abandoned the truth by claiming that the resurrection has already taken place, and so they destroy the faith of others. However, God's solid foundation still stands.

It has this inscription on it: “The Lord knows those who belong to him,” and “Everyone who calls on the name of the Lord must turn away from evil.

Jawabannya akhirnya simple yaitu bahwa Tuhan tahu siapa yang menjadi kepunyaanNya, dan jika ada orang yang ingin menjadi kepunyaanNya, ia harus berbalik dari jalan hidupnya yang jahat. Dia harus punya kerendahan hati untuk mengenal Tuhan.

Ketahuilah, tidak semua orang yang mendengar nama Yesus akan percaya, bahkan sebaliknya. Yesus datang untuk orang sakit, untuk orang2 berdosa, bukan untuk orang2 benar atau orang2 yang merasa dirinya benar.

Setidak2nya kamu telah memeteraikan namamu atas jiwanya. Jika orang itu akhirnya protes saat dihakimi nanti, Tuhan akan gunakan dirimu dan menyatakan bahwa kamu telah datang berkali2 kepada orang itu, namun ia menolaknya. Jadi jika kamu tidak mampu meyakinkan mereka, ketahuilah bahwa Tuhan lebih sayang orang2 tersebut daripada dirimu. Biarlah mereka bertemu dengan orang percaya lainnya yang mau Tuhan pakai untuk membawanya kenal kepada Tuhan. Hingga sampai pada satu titik dimana mereka menolak untuk mendengar lebih lanjut tentang Tuhan, dan sejak saat itulah Tuhan beri mereka strong delusion yang mana mereka tidak akan pernah lagi dapat menerima kebenaran, dan hanya menunggu hukuman Tuhan.

2 Thessalonians 2:11

And for this cause God shall send them strong delusion, that they should believe a lie.

Jadi, memberitakan injil itu adalah panggilan setiap anak2Nya, dan ketahuilah bahwa akan banyak opini dari masing2 orang, karena manusia itu unik. Bahkan di antara sesama orang percaya pun sering terjadi friksi. Mintalah hikmat Tuhan selalu. Percayalah, menyampaikan benih Firman itu bukan karena kuat dan gagahnya atau kepintarannya dirimu, tapi karena kuasa Roh Kudus. Apakah kamu sendiri telah memiliki Roh KudusNya? Jangan2 kamu belum pernah merasakan Tuhan dalam hidupmu, tapi telah merasa sok benar. Sama seperti orang buta menuntun orang buta, kalian akan sama2 jatuh ke dalam lubang. Persiapkanlah dirimu dengan firman, karena seperti orang yang berperang, tidak mungkin kan jika mereka tidak membawa apa2 ke medan perang, hanya untuk mengantar nyawa?
Baca dan renungkan Firman Tuhan, berdoalah senantiasa, and God will surely bless you and be with you. Jesus loves you

No comments: