Belum lama ini, ada satu kejadian yang sangat berkesan untukku. Suatu kejadian sederhana saat aku berjalan pulang dari tempat temanku yang hanyalah 10 menit jalan kaki, 800 m.
Sebenarnya setiap 30 menit sekali ada 1 bus yang melintasi jalan itu, aku pun biasanya naik bus tersebut. Hanya karena ketika itu cuacanya sedang cerah, aku memutuskan untuk berjalan kaki pulang ke rumah. Perlu diketahui, di Jerman bus tidak dapat berhenti sembarangan, tapi harus pada halte2nya, yang mayoritas setiap 500 m ada 1 halte.
Dalam perjalanan aku pulang, aku melihat bus yang biasa aku tumpangi melewatiku. Aku pun perhatikan bus itu dengan sedikit ada perasaan menyesal dalam hati. Seandainya aku tadi pilih menunggu bus tersebut, aku mungkin sebentar lagi akan sampai di rumah. Aku pun hanya dapat meneruskan melanjutkan perjalanan sambil menatap pantat bus tersebut semakin lama semakin menjauh dan akhirnya hilang.
Lalu aku mulai berandai2 dan berpikir lagi. Sebenarnya, hidup ini penuh dengan pilihan2 yang harus kita tentukan, sama seperti aku saat itu, dimana aku sebenarnya dapat memilih untuk naik bus atau untuk berjalan kaki. Begitu juga dengan keidupan rohaniku. aku pun bisa memilih: mau mengikuti rencana Tuhan yang mana akan membuat bebanku menjadi lebih ringan atau memilih untuk mengambil jalanku sendiri.
Matthew 11:28-30
Come to me, all you that labor and are heavy laden, and I will give you rest. Take my yoke on you, and learn of me; for I am meek and lowly in heart: and you shall find rest to your souls. For my yoke is easy, and my burden is light.
Jalan yang Tuhan tawarkan itu adalah tawaran yang paling menguntungkan yang bisa kita peroleh. Bayangkan, pertama dosa kita dihapuskan, kedua, kita berhak mendapatkan kehidupan yang kekal, ketiga, kuk yang dipasangkanNya pun menyenangkan dan bebanNya pun ringan, dan yang keempat, Dia berjanji akan memberikan kelegaan kepada kita.
Tapi jika aku memilih untuk mengambil jalanku sendiri hanya karena tergiur oleh cuaca yang bagus, menikmati apa yang ditawarkan dunia ini dan tidak mau mengikut Tuhan. Aku akan ketinggalan saat Tuhan datang melewati aku. Sama halnya seperti saat aku melihat pantat bus itu. Saat itu masih siang hari, masih ada bus yang datang secara teratur, belum mencapai midnight, dimana setelahnya, busnya akan beristirahat, tidak lagi beroperasi sampai pagi berikutnya.
Ada saatnya bus yang melewati Aku itu adalah gelombang terakhir. Yang mana jika aku melewatkan kesempatan terakhir itu, aku akan ketinggalan. Aku akan dipenuhi penyesalan akibat menuruti keputusan aku sendiri tetapi semuanya telah terlambat. Aku telah kehilangan kesempatan itu.
Kenapa aku ketinggalan?
Semua ini karena keputusan aku untuk mengikuti jalanku sendiri. Bus itu selalu lewat secara rutin, tapi aku mengabaikannya, bus itu dapat kunaiki karena aku mempunyai hak, aku punya student ticket, tapi aku tidak ingin menaikinya. Aku ingin menikmati indahnya cuaca hari itu dengan memilih jalanku sendiri.
Begitu juga dengan Tuhan, Dia selalu mengetuk pintu hatimu, menunggu bila suatu saat kamu bersedia membuka pintu hatimu bagiNya.
Kalau kamu dengar ketukanNya saat ini, dengar panggilanNya Tuhan, dengar teguranNya, dengar perkataan yang tepat mengenai hati kecilmu, artinya Tuhan ingin berbicara padaMu right now
Jangan bilang kalau kamu masih muda, kamu masih punya 50 tahun lagi untuk bertobat. Ya, Tuhan akan selalu mengetuk pintu hatiMu, Dia tidak mau keilanganmu, ciptaan tangan terbaikNya, engkau begitu indah di mata Tuhan, Dia mengasihimu, Dia memperhatikanmu, Dia memeliharamu.
Perhatikanlah matahari, bulan, oksigen, siang dan malam, mereka tetap bersinar untukmu, meski engkau dahulu jauh kepadaNya. Kamu mungkin tidak merasakan kalau itu anugerah, kamu pikir semuanya itu wajar adanya.
Tapi bandingkanlah dirimu dengan matahari, yang sama2 ciptaan tangan Tuhan. Kamu tidak ada apa2nya dibandingkan matahari secara ukuran, massa, volume. Sebagai perbandingan, kalau matahari sebesar gedung tempatmu tinggal sekarang, kamu hanya akan sebesar makhluk bersel satu yang paling primitif.
Atau pernah lihatkah pohon tertinggi di dunia, tinggi dan besar. Dan ada telurnya semut kecil yang berjalan di atasnya. Kamulah telur semut itu, dan pohon itu adalah matahari.
Tapi Tuhan lebih menyukaimu, bagi Dia, kamu adalah biji mataNya, Dia yang menenun kamu sejak dalam kandungan ibumu, Dia yang memanggil namamu. Dia yang punya rancangan indah atas hidupmu, Dia tahu yang terbaik untuk dirimu. Dia pun tahu jumlah rambut dikepalamu, yang bahkan orang terdekatmu pun tidak tahu.
Berapa lama lagi kamu menolak panggilanNya? Berapa lama lagi kamu tidak mau ikut Dia? Midnight segera datang, we are so close to the midnight.
Langit dan bumi ini akan segera berlalu, ataupun jika masih ada 1000 tahun lagi. Siapakah yang tahu akan kematianmu? Kalau kamu mati sekarang, apakah kamu akan berada bersama Penciptamu di surga? Ok, kamu berpikir kamu masih muda dan umurmu masih panjang. Baguslah kalau umurmu benar2 masih panjang, kamu masih akan selalu punya kesempatan untuk bertobat.
Tapi bagaimana kalau ternyata umurnya hanya sampai hari ini? Bagaimana kalau tahu2 setelah beraktivitas, kamu mengalami kecelakaan atau jantungmu menolak untuk berdetak lagi? Apakah kamu berkuasa atas kematianmu? Apakah kamu dapat memilih kapan kamu akan meninggal? Or let's assume umurmu masih ada 50 tahun lagi, kamu berjanji pada dirimu, kalau sebelum kamu meninggal, kamu akan mencari Tuhan, tapi tidak sekarang, Kamu masih ingin merasakan seluruh hal yang dunia tawarkan.
Tidak tahukah kamu bahwa semakin kamu tua, semakin hatimu menjadi keras, semakin pula kamu tidak dapat menerima perkataan/nasihat dari orang2 yang usianya jauh lebih muda daripadamu dan menggubris perkataan orang2 di sekitarmu. Egomu, pengalamanmu, harga dirimu, semua menutup pintu hati dan telingamu. Atau malah mungkin setelah menjadi tua, setelah melakukan banyak masalah dalam hidupmu, kamu berpikir, dosa masa mudamu terlalu banyak dan Tuhan sendiri pun tidak akan mampu mengampuninya.
Yesaya 1:18
Come now, and let us reason together, said the LORD: though your sins be as scarlet, they shall be as white as snow; though they be red like crimson, they shall be as wool.
Terimalah Dia sebelum terlambat, jangan bermain2 dengan masa depanmu. Hidup kita disini hanyalah sementara, bisa mencapai 75 tahun pun, Itu telah menjadi pencapaian yang luar biasa, tapi kehidupan yang sebenarnya sedang menunggumu. Setelah tubuh fisik jasmanimu mati; rohmu, yang bersifat kekal, dia itulah yang akan mendapatkan penghargaan yang kekal di surga atau hukuman yang kekal di neraka.
Heaven is real, Hell is real...God is real..Think about it!!
No comments:
Post a Comment