Pernahkah kamu berjalan2 ke pertokoan dan melihat kalau ada banyak orang berkerumun dan kamu pun menjadi penasaran dan ingin tahu, ada apa gerangan dengan orang2 itu, kenapa mereka berkerumun disana?
Kamu pun mendekat dan melihat2, ternyata ada barang diskon, dan diskonnya pun tidak tanggung-tanggung 70%. Kamu tahu kalau dengan harga segitu, kamu tidak akan pernah mendapatkannya di toko lain.
Apa yang biasa orang-orang lakukan?
Meskipun mereka tahu bahwa barang itu bukan barang kebutuhan yang harus dipenuhi, tapi mereka tidak mau kehilangan kesempatan untuk menikmati barang murah itu. Dan mereka tanpa pikir panjang berani mengeluarkan seluruh sisa uangnya untuk membelinya.
Sekarang, kalau ada yang menawarkan kebutuhan hidup utamamu dengan cuma2 (diskon 100%), apa yang akan kamu lakukan?
Pastilah kamu ambil, bukan? Barang kebutuhan utama dan gratis pula. What can you expect more than that? Mungkin kamu malah berpikir, apakah orang yang menjualnya sudah gila? Kenapa dia begitu bodohnya memberi barang bagus secara cuma2, tentunya semua orang bakalan mau untuk mengambilnya, dan penjualnya bakalan kehilangan miliknya tanpa mendapatkan apa2.
Apa yang aku mau gambarkan disini?
My friend, aku hendak menganalogikan barang kebutuhan hidup utamamu adalah kehidupan kekalmu. Penjualnya adalah Allah, dan harga yang harus dibayar adalah cuma2/diskon 100% (hanya karena anugerah, only by grace)
Apakah kamu sekarang masih mau menerima barang kebutuhan itu secara cuma2? Apakah kamu sekarang masih berpendapat kalau Allah itu gila, memberi barang bagus secara cuma2, bahkan Ia sampai rela menanggung rugi (mengorbankan anakNya yang tunggal)?
Mengapa kamu mendadak kehilangan interestmu sekarang?
Mengapa disaat ada yang hendak memberikanmu yang hidup kekal, kamu malah menolaknya? Apakah karena tidak ada harganya sehingga kamu mengacuhkannya? Haruskah keselamatan itu mewajibkan kamu pergi ke suatu tempat dahulu, dan setelah kamu pernah merasakan berada di tempat itu, artinya kamu telah diselamatkan?
Apakah kamu pikir keselamatan itu hanya untuk orang2 kaya saja? Orang2 yang mampu menunaikan ibadahnya dengan pergi berziarah, ke Israel misalnya? Dimanakah keadilannya Tuhan kalau begitu? Apakah Tuhan itu hanya untuk orang2 kaya? Kasihan sekali nasib orang2 miskin, sudah hidupnya susah, mereka juga bakalan kehilangan keselamatan mereka.
Adilkah itu menurutmu? Think about it
No comments:
Post a Comment