My friends, pernah terpikir kalau hidupnya sapi lebih beruntung daripada kita sebagai manusia? Hah... gimana ceritanya sapi lebih beruntung daripada manusia? Kalau kita memperhatikan hidupnya sapi, dia tahu tujuannya dia hidup, dia hidup untuk menghasilkan susu buat manusia dan kalau dia tidak lagi memproduksi susu, dia tahu bahwa waktunya telah tiba untuk dipotong dan diambil dagingnya. Dia dengan jelas tahu kalau dia ada di dunia ini untuk menghasilkan daging dan susu bagi manusia. Nah kita sebagai manusia, untuk apa kita hidup? Kapan kita tahu kalau waktu kita untuk dipanggil pulang ketemu Bapa di surga telah mendekat?
Ada yang bilang, “Tujuan hidupku: Aku ingin membahagiakan orang tua.” Itu bagus,nothing wrong with that. Tapi sebagaimana sapi siap dipotong kalau dia telah selesai memberikan susu buat manusia, siapkah Anda dipanggil pulang kalau orang tua Anda telah bahagia? Anda telah mendapatkan apa yang selama ini menjadi tujuan hidup Anda, harusnya Anda telah puas hidup di dunia ini dan siap dipanggil pulang alias mati, bukankah begitu? Bagaimana kalau karena satu dua hal, sebelum tujuan itu terlaksana, orang tua Anda telah dipanggil duluan? Masihkah Anda memiliki tujuan hidup?
Ada yang bilang, “Tujuan hidupku: Aku ingin mempunyai rumah dan mobil mewah, impian masa kecilku” Sama halnya dengan pernyataan di atas. Bagaimana kalau karena jalan hidup Anda yang terang benderang, pada umur 40 tahun, Anda telah dapat memiliki semua itu. Apakah Anda telah siap dipanggil pulang karena tujuan hidup Anda telah tercapai?”
Ada yang bilang, “Tujuan hidupku: Aku ingin anak cucuku sukses dan bahagia.” Kalau emang Anda punya anak, kalau tidak? Semua harta benda yang Anda dapatkan seumur hidup Anda akan beralih ke tangan kerabat Anda atau bahkan ke panti sosial. Atau, siapa yang tahu kalau semua yang telah Anda kumpulkan selama hidup Anda dengan menahan segala keinginan mata Anda demi anak cucu, akhirnya habis tidak bersisa di tangan anak Anda sendiri? Apakah Anda mau bersusah payah selama hidup Anda supaya anak Anda bisa menikmatinya dengan berfoya-foya? Kalau emang itu tujuan hidup Anda, Anda termasuk orang yang sangat baik sekali, tapi sekaligus bodoh. Artinya: Anda bekerja sampai mati, Anda tidak menikmatinya tetapi orang lain, meskipun itu anak Anda sendiri. Itu bukan panggilan hidup manusia, tapi kuda. Itulah yang kuda lakukan seumur hidupnya, bekerja sampai mati.
Ada yang bilang, “Tujuan hidupku: Aku ingin jadi orang yang berguna untuk masyarakat, untuk memajukan bangsa dan negara. Aku hidup untuk negeriku.” Suatu pendapat yang make no sense. Itu sama seperti daun berkata, “Aku ingin hidup supaya melalui aku pohon tempatku bernaung mendapat manfaatnya.” Hubungan antara Anda dengan negeri Anda ituseperti daun dan pohon. Tanpa Anda pun, negeri Anda dapat terus berjalan sebagaimana adanya. Anda mungkin dapat menjadi presiden untuk sementara waktu… tapi setelah masa jabatan Anda, another king will reign. Apa yang akan dia lakukan? You’ll never know, dia dapat merusak buah pekerjaan Anda yang telah Anda tekuni bertahun-tahun ataupun meneruskannya. Tapi apakah Anda telah mencapai tujuan hidup Anda?
Ada yang bilang, “Tujuan hidupku: Aku hidup untuk mempertahankan garis keturunan leluhurku. Aku dari turunan ningrat dan aku adalah generasi ke-sekian dari keluarga kerajaan A.” My friends, kalau leluhurmu sendiri tidak mengerti untuk apa mereka hidup, tidak ada gunanya untuk melahirkan generasi selanjutnya.
Pertanyaan mengenai “Apa sih tujuan hidup kita di bumi ini?” adalah pertanyaan yang sangat penting, tapi kelihatannya semua orang mengabaikan hal tersebut. Semua orang sepertinya hidup seolah-olah memiliki tujuan, tapi pada kenyataannya: mereka tidak. Mereka tidak mengerti mengapa mereka dilahirkan di dunia ini dengan sejuta masalah dan pergumulan, melihat keributan, perang, kelaparan, bencana alam, kekerasan dimana-mana. Mereka hanya hidup seperti kebanyakan orang lain hidup, tanpa arah, tanpa tujuan, semuanya monoton. Mau bukti?
Lihat siklus binatang: dilahirkan,bertumbuh menjadi anak, menjadi muda dan dewasa, berkembangbiak, melahirkan generasi selanjutnya, menjadi tua dan mati. Singkatnya: lahir – bertumbuh – berkembang biak – tua – mati. Bagaimana dengan manusia? Tidak jauh berbeda: dilahirkan, bertumbuh menjadi anak, remaja, dewasa, menikah dan berkeluarga, memiliki anak, menjadi tua dan mati. Singkatnya: lahir – bertumbuh – berkembang biak – tua – mati. Sama bukan?
Sekarang kalau dipikir-pikir sejak kita bayi, belajar berjalan, berbicara, menjadi batita. Lalu? Kalau orangtua kita punya cukup uang, masuk playgroup… kalau tidak, langsungTaman Kanak-kanak (TK) atau SD. Lalu? Teruskan ke SMP. Lalu? Teruskan ke SMA. Lalu? Kalau kita memiliki kesempatan, bisa lanjut D3 atau S1 atau kalau tidak, bekerja di sebuah perusahaan. Sebenarnya tujuannya sama, mempersiapkan diri untuk berkeluarga, yang satu menempuh jalur professional, satunya jalur akademik. Lalu? Menikah dan memiliki keturunan. Lalu? Berusaha mencapai kemapanan, kalau dapat… bersyukur, kalau tidak… apa boleh buat, berusaha hidup dari hari ke hari. Lalu? Mata mulai buram, gigi mulai tanggal, jalan mulai bungkuk, badan mulai sakit-sakitan. Lalu? Mati. Semua orang menempuh jalan hidup yang seperti itu bukan? Apakah ini arti dan tujuan hidup?
Sekarang lihat siklus mingguan: Senin ada di kampus atau di kantor, Selasa ada di kampus atau di kantor bedanya kalau hari Senin di kampus belajar Ekonomi, Etika, Manajemen, hari Selasa belajar Fisika Dasar, Kimia Dasar, Kalkulus. Hari Rabu? Sama, ada di kampus atau di kantor, Kamis ada di kampus atau di kantor, Jumat ada di kampus atau di kantor, Sabtu ada di kampus atau di kantor. Hanya Minggu yang sedikit berbeda, sedikit bisa santai, beristirahat. Hidup itu sepertinya: Senin – Selasa – Rabu – Kamis – Jumat – Sabtu – Minggu – dan kembali lagi ke Senin – Selasa - …. .
Jadi apakah tujuan hidupmu, my friends? Apakah Anda puas hidup sebagaimana Anda hidup sekarang? Anda mungkin telah hidup lebih dari 50 tahun, Anda pasti sangat aware mengenai arti kehidupan, so tell me “Apakah Anda menjalani hidup Anda dengan tujuan yang jelas atau hanya berputar-putar tanpa arah?” Atau Anda mungkin baru melihat dunia selama 20 tahunan, also tell me, “Apakah Anda mau menghabiskan sisa hidup Anda yang kemungkinan masih sangat panjang, mungkin 40 atau 50 tahun lagi tanpa arah dan tujuan?” Hidup ini sudah sulit, setiap hari ada masalah baru, masalah yang satu belum selesai, datang masalah lain yang lebih pelik dan begitu seterusnya sampai kita kembali menjadi tanah. Apakah Anda sanggup menjalani hidup Anda yang seperti itu untuk 50 tahun mendatang? Think about it.
My friends, mungkin banyak dari Anda yang tidak sependapat dengan tulisan di atas, tapi itu semua sekali lagi untuk membuktikan perkataan Alkitab dalam kitab Pengkotbah : “kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia” (Pengkotbah 1:2) adalah benar. Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi di bawah langit. Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan diri (Pengkotbah 1:13).
Jika kita pernah melihat film tentang Zombie, seperti Resident Evil. Kita banyak melihat zombie-zombie berkeliaran di kota, mereka berjalan, memakai baju, baca koran, duduk bersama-sama. Mereka melakukan aktivitas layaknya manusia hidup, tapi mereka sebenarnya mati. Sama seperti kebanyakan kita, kita sepertinya beraktivitas, tapi itu semua monoton. Kalau diibaratkan, itu seperti detak jantung manusia yang tidak bernafas,semuanya datar, monoton. Tapi lihatlah detak jantung manusia sehat, ada gunung dan lembah, ada perubahan, ada kehidupan.
Kalau Anda merasa tergugah dan ingin lepas dari kemonotonan dan kesia-siaan hidup, ingin hidup Anda memiliki arti, arah dan tujuan. Anda perlu mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya. Satu yang pasti, God is Life, tanpa Dia tidak ada kehidupan, diluar Dia tidak ada kehidupan. Kenapa hidup kita kosong, tampaknya mati? Penyebab utamanya adalah karena hubungan kita dengan Dia bermasalah. Dia adalah Tuhan Pencipta kita, jadi kalau mau tahu apa tujuan kita datang ke bumi ini… mengapa kita tidak bertanya kepadaNya, apa maksud hatiNya menjadikan kita ada? Yesus berkata, “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (Yohanes 8:32), Dia juga berkata, “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainyadalam segala kelimpahan (Yohanes 10:10b). Yesus telah memberikan hidupNya di kayu salib bagi kita supaya kita yang tadinya binasa dan mati dapat beroleh kehidupanNya;kehidupan yang berkemenangan, kehidupan yang memerdekakan. Pertanyaannya: Maukah Anda menerima anugerahNya, menjadikan Dia Tuhan dan Raja?
Alvin Su (AS)
No comments:
Post a Comment